Prof Ahmad Rofiq Ungkap Hal Baru dari Museum Jenang GusJiGang , setelah Pecahkan Rekor Muri

- Minggu, 2 Oktober 2022 | 10:59 WIB
Prof Ahmad Rofiq (kanan) Ungkap Hal Baru dari Museum Jenang GusJiGang setelah Pecahkan Rekor Muri. (Dok pribadi)
Prof Ahmad Rofiq (kanan) Ungkap Hal Baru dari Museum Jenang GusJiGang setelah Pecahkan Rekor Muri. (Dok pribadi)

 

KLIKSEMARANG.COM - Museum Jenang GusJiGang pada 16 September 2022 mriah penghargaan sebagai pemecah rekor Museum Jenang Pertama di Indonesia oleh Museum Rekor Dunia-Indonesia (Muri). Penganugerahannya digelar pada Kamis 22 September 2022 di Galeri Museum Rekor-Duia Indonesia Mall of Indonesia Lt. LG- Jl. Boulevard Barat, Kelapa Gading Jakarta 14240, diterima langsung oleh Direktur Utama Mubarok Food Cipta Delicia, Kyai Muhammad Hilmy.

Guru Besar Hukum Islam Pascasarjana UIN Walisongo Semarang, Prof Dr H Ahmad Rofiq MA mengungkapkan, pada Sabtu 1 Oktober 2022, dia mendapat kehormatan untuk memberikan greeting atau ucapan selamat dan sukses atas diraihnya prestasi tingkat dunia tersebut, dan dibuat di "studio-museum" tersebut.

Baca Juga: UPDATE! Mahfud MD Beberkan Fakta-Fakta Penyebab Tragedi Sepak Bola di Malang hingga 127 Orang Tewas

Setelah itu, Prof Ahmad Rofiq diwawancarai oleh dua orang kru Centini-TV, terutama tentang Museum GusJiGang tersebut. Wawancara seputar apa filosofi dan keberadaan museum yang merupakan "wisata-edukasi" agar warga Kudus khususnya dan para pengunjung pada umumnya, untuk dapat mengambil pelajaran yang sangat berharga dari Syekh Jangung (Saridin), Syekh Ja’far Shadiq/Sunan Kudus (Sang Penebar Islam Ramah), Syekh Raden Umar Said/Sunan Muria (Sunane Wong Cilik), Kyai Telingsing/Tee Ling Sing (Ulama perintis Ukir Kudus), KH. Muhammad Arwani Amin (Penabur Benih Al-Qur’an), KH. Raden Asnawi (Ulama Nasionalis pendiri NU), KH. Turaichan Adjhuri Asy-Syarofi (Maestro Falak Nusantara), RMP. Sosrokartono (Sang Polyglot Kelas Dunia), dan masih banyak lagi lainnya.   

"Museum Jenang kelas dunia ini filosofinya adalah GusJiGang. Gusjigang atau 'baGus' – ngaJi – dan daGang, sebagai nilai kearifan local yang sangat mendasar. BaGus akhlaknya, rajin mengaJi – kitab kuning dan ilmu keagamaan yang memadai, dan daGang sebagai mata pencaharian. Museum tersebut merupakan hasil dari proses kreatif dan innovatif Mas Hilmy, 'santri' dan berdarah pedagang, dalam mengolah rasa dan spirit filosofis-sufistik," ungkap Prof Ahmad Rofiq, dilansir Kliksemarang.com melalui keterangan tertulis, Minggu 2 Oktober 2022.

Prof Ahmad Rofid yang juga Ketua PW Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Jawa Tengah ini menambahkan, Rasulullah Saw juga memberikan contoh dan teladan kepada umatnya, untuk berdagang. Beliau bersabda: “’Alaikum bi t-tijarah fa inna fiihaa tis’atu a’syari r-rizqi” artinya “berdaganglah kamu sekalian, karena di dalamnya adalah 9/10 rizqi”.

Baca Juga: Batik Semarang Berkembang Sangat Inovatif, Tetap Mengacu Kearifan Lokal dan Motif Kontemporer

"Kala saya berkesempatan mengunjungi Museum Jenang Mubarok pada 5 Agustus 2020, inisiasi Mas Kyai Hilmy, generasi ketiga-Jenang 33 sudah mendunia. Sudah sangat banyak memang para tokoh-tokoh nasional yang berkunjung di museum ini. Bahkan para tokoh yang berkunjung, pun diabadikan di dalam tayangan elektronik yang setiap hari – kecuali hari libur – bisa disaksikan di ruang rapat," ungkap Prof Ahmad Rofiq.

Direktur LPPOM-MUI Jawa Tengah dan Ketua Dewan Pengawas Syariah (DPS) Rumah Sakit Islam-Sultan Agung Semarang ini juga mengungkapkan keyakinannya bahwa museum tersebut menjadi bagian paket “Kudus Halal Tourism” yang menjadi aset dan wisata edukasi yang akan mendongkrak perekonomian warga Kudus

Prof Ahmad Rofiq menjelaskan, para pengunjung musuem akan diajak menyusuri Showroom Mubarokfood – yang segera dikembangkan perluasannya --, Genealogi dan Kontekstualisasi GusJiGang dari generasi ke generasi, Bahan Baku Janang, visualisasi proses produksi, Diorama Pasar Bubar, Miniatur Masjid Al-Aqsha dan Menara Kudus, Koedoes Tempo Doeloe, Rumah Adat, Maket Kompleks Menara Kudus, Biografi Tokoh Kudus, Puisi GusJiGang, ruang Trilogi Ukhuwah, Galeri Al-Qur’an, Omah Kembar, Pesawat Fokker, Biografi Rajakretek Nitisemito, Omah Kapal, Galeri Asmaul Husna, Kaleidoskop 110 tahun MUbarokfood, Bukti Sbeuah Komitmen, Replika Stasiun Kereta Api Kuno Kudus, Motor Modifikasi, Perpustakaan RMP Sosrokartono, The House of International Islamic Calligraphy, gerai souvenir khas Kudus, batik dan border Kudus.

Selain itu, ada yang masih dalam proses dan akan dilanching pada 22 Oktober 2022 bertepatan dengan peringatan Hari Santri Nasional 2022, yaitu “Walisongo” dan “Mubarok Membangun Umat Bersama Orang Kudus”. 

Baca Juga: Tragedi Malang! 127 Orang Tewas, 2 di Antaranya Anggota Polri, 180 Orang Lebih Masih Dirawat di Rumah Sakit

"Dengan mengunjungi Museum-GisJiGang para santri dan pengunjung diajak berkontemplasi dengan mencermati miniatur Menara Kudus dan Masjid Al-Aqsha lengkap dengan bangunan Tajug Makam Sunan Kudus. Bagaimana kiprah, metode dakwah Sunan Kudus, mengapa model bangunan Menara seperti arsitektur pura di Bali, mengapa masyarakat Kudus hingga sekarang enggan menyembelih sapi, adalah bentuk bestpractice penghormatan kepada keyakinan sesama, sebagai perwujudan nilai-nilai toleransi dalam keberagaman keyakinan masyarakat," ungkap prof Ahmad Rofiq yang juga Koordinator Wilayah Indonesia Tengah Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Pusat dan anggota Dewan Penasehat Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) Pusat.

Halaman:

Editor: Arby Yan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

LPPOM-MUI Jateng Masuk Top 3 Se-Indonesia

Rabu, 4 Januari 2023 | 11:12 WIB

FKUB Jateng Fokus Penguatan Moderasi Beragama

Minggu, 25 Desember 2022 | 11:59 WIB

FKUB Jateng Perluas Pola Kegiatan Berjejaring

Jumat, 23 Desember 2022 | 10:03 WIB
X