KLIKSEMARANG.COM - Orang-orang tua kita sering menasehati, “urip kuwi ra usah ngoyo, sakmadiyo wae, lahir, rezeqi, jodoh, mati kuwi wis ono taqdire”.
Artinya “hidup itu tidak usah ambisius, sewajarnya saja, lahir, rizqi, jodoh, mati, itu sudah ada takdirnya”.
Nasihat bijak tersebut, tentu tidak salah, tetapi agama sendiri memerintahkan untuk bekerja untuk urusan akhirat seakan-akan kalian mati besok pagi, dan bekerjalah untuk urusan dunia, seakan-akan kalian hidup selamanya”.
Siti Aisyah ra meriwayatkan, bahwa Nabi saw bersabda: “Berangkatlah kalian pagi-pagi untuk mencari rizqi dan kebutuhan hidup, karena berangkat pagi-pagi itu penuh dengan keberkahan dan keberhasilan.” (Riwayat Ad-Dailamy, Al-Firdaus bi Ma’tsur al-Khithab, juz 2, h.9).
Syeikh Ibnu ‘Athaillah As-Sakandari mengatakan: “Kita hanya wajib berusaha, hasil akhirnya sudah ada yang menentukan, yaitu Allah SWT. Dengan demikian jangan takut, siapa jodoh kita, apakah kita akan mempunyai keturunan, apakah kita bisa makan, apakah kita akan bisa menyekolahkan anak, apakah kita akan mempunyai pekerjaan?” (Ayang Utriza Yakin, “Usaha dan Pasrah” dalam Ibnu Athaillah As-Sakandari, Kitab At-Tanwir: Istirahatkan Dirimu dari Kesibukan Duniawi” (2021: xxi).
Tidak mudah memang memulai untuk mengikuti cara hidup Syeikh Ibnu Atha’illah As-Sakandari, yang dikenal sebagai tokoh ulama sufi, yang karyanya menjadi sangat dikagumi dan menjadi kajian-kajian tasawuf di banyak pesantren di Indonesia. Karena selagi kita masih sangat sibuk dengan urusan duniawi, kita akan trerus terperangkap dengan “bujuk-rayu” dan “iming-iming gemerlap materi-duniawi” yang sering provokatif, dan bahkan melupakan seseorang akan marwah dan martabatnya sebagai tokoh yang menduduki jabatan keulamaan sekalipun.
Di antara jebakan awal kedudukan duniawi itu, adalah praktik menghalalkan segala macam cara untuk dapat menduduki jabatan itu. Para politisi sering menyebutnya dengan “virus-machevialisme” yang siap membabat habis siapapun yang diduga atau berpotensi dapat menghalanginya. Baik itu dilakukan secara langsung atau tidak langsung, bahkan tidak segan-segan menyebar fitnah, intrik, dan hasud dan kedengkian. Tampaknya seseorang yang sudah terpapar “virus-kedengkian” ini, tak mudah dan bahkan tidak bisa diselesaikan. Apakah dia menganalogikan orang lain sama seperti dirinya, manakala mendapat kesempatan, ia akan melakukan korupsi, atau bahkan melakukan tindakan bak pukat harimau.
Sebagai seorang manajer, dia akan menjadi manajer yang baik, manakala dia bagi habis pekerjaannya. Tetapi lain, justru semua pekerjaan yang pada mulanya sudah terdistribusi dengan baik, semua diambil alih, menjadi seperti manajemen “one man show”.
Bahkan ketika ia sudah mendisposisi -- dan disposisi itu dicopy dan dikirim ke panitia setempat -- untuk menghadiri suatu acara di luar kota, ketika yang diamanati hadir, ia pun hadir secara pribadi. Karena yang diamanati tidak mau “ribut” dan menjaga “marwah” yang memberi disposisi, maka pulanglah sambil mengabarkan kepada panitia, bahwa dirinya sudah hadir. Namun karena, pemberi dispo-nya hadir, ia pamit pulang. Dia lupa rumus manajemen yang baik, bahwa seorang manajer yang baik, adalah ketika visi, misi dan tujuan organisasi terwujud, dengan memanfaatkan semua sumber daya manusia yang ada, dan masing-masing merasa diapresiasi dan dimanfaatkan kompetensinya.
Baca Juga: Bos Judi Online Terbesar di Sumut Masih Buron, Aset 7 Gedung Lantai 3 Disita Polisi
Karena itu, jika Anda mendapatkan ujian dan cobaan, di mana keinginan Anda tidak terpenuhi, jangan pernah berkecil hati, berpasrah diri dan bertawakkallah kepada Allah. Mari kita renungkan secara saksama, nasihat bijak Syeikh Ibnu Atha’illah As-Sakandari: “Wahai hamba Allah, berapa kali engkau menginginkan sesuatu, kemudian Dia menyingkirkannya darimu, lalu engkau menjadi sedih hati dan menderita sehingga Ketika Dia menyibak hakikat keinginanmu yang tak tercapai. Engkau mengetahui, bahwa Allah Swt ternyata senantiasa memerhatikanmu, sedangkan engkau tidak tahu. Allah Swt juga memberikan pilihan terbaik untukmu, sedangkan engkau tidak mengetahuinya. Betapa buruknya seorang murid, tapi dia tidak memiliki pemahaman dan betapa buruknya hamba yang tidak mau menyerahkan dirinya pada pencipta-Nya” (Ibid., h. 63). Syeikh Ibnu Atha’illah menyarankan agar kita seperti yang digambarkan dalam syair berikut:
Sering kuhasratkan sesuatu, tapi Kau telah memilihkan untukku; Pilihan-Mu senantiasa lebih baik dan Kau teramat sayang kepadaku; Kutekadkan diri untuk tak menghiraukan bisikan hati; Kecuali untuk mengagungkan dan memuliakan-Mu; Kutekadkan agar Engkau tak melihatku menjamah larangan-Mu; Karena dalam hatiku, Engkau teramat Agung.
Baca Juga: VIRAL! Tengah Tidur Pulas, Seorang Ibu Jadi Korban Komplotan Pencopet di Kapal
Alkisah, seorang ulama sufi sedang diuji oleh Allah. Dan ia selalu mengucap, “insyaa Allah baik”. Suatu malam datanglah serigala memakan ayamnya. Ia pun berkata: “Insyaa Allah baik”. Keledainya pun kabur dari kendang dan mati, ia pun berkata: “Insyaa Allah baik”. Dari perkataannya itu, keluarganya agak jengkel dan tidak suka.
Bersamaan denga napa yang dialami di malam itu, orang-orang Arab Badui menyerbu kampung mereka dan membunuh semua penghuni kampung itu. Tidak ada yang selamat kecuali orang yang kehilangan ayamnya karena dimakan serigala.
Keledainya kabur dan mati. Rupanya orang-orang Arab Badui tersebut menggunakan “sandi” kokokan ayam, ringikan keledai untuk menemukan penduduk yang akan dibunuh. Dengan kata lain, kematrian hewan-hewan peliharaannya justru menjadi penyebab keselamatannya. Maha Suci Allah Yang Maha Mengatur lagi Maha Bijaksana (Ibid., h. 64).
Artikel Terkait
Miris, Penindakan ETLE Di Jateng Terbesar di Indonesia Capai 636.764 pelanggaran
Pengelola Tol dan Pemilik Lahan Diperiksa, Selidiki Penyebab Kecelakaan 13 Kendaraan di Tol Pejagan-Pemalang
Viral! Mirip Adegan Film, Pengemudi Mobil Arogan Todongkan Pistol ke Pengendara Lain di Jalan Tol Jagorawi
TERUNGKAP! Inilah Identitas Pengemudi Mobil Arogan Todongkan Pistol ke Pengendara Lain di Jalan Tol Jagorawi
477 Tersangka Penjudi Diproses, Kapolda Irjen Pol Ahmad Luthfi Klaim saat Ini Jateng Sudah Bersih dari Judi