TNI-Polri Kompak Gelar Wayang Kulit Lakon 'Wahyu Makutharama', Begini Kisah dan Makna Filosofinya

- Sabtu, 4 Februari 2023 | 09:10 WIB
TNI-Polri Kompak Gelar Wayang Kulit Lakon 'Wahyu Makutharama', Begini Kisah dan Makna Filosofinya. (Korlantas.polri.go.id)
TNI-Polri Kompak Gelar Wayang Kulit Lakon 'Wahyu Makutharama', Begini Kisah dan Makna Filosofinya. (Korlantas.polri.go.id)

 

 

KLIKSEMARANG.COM - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono terus berupaya meningkatkan kekompakan kedua institusi keamanan negara dan pengayom masyarakat ini.

Di antaranya kompak menggelar bersama kegiatan-kegiatan budaya untuk meningkatkan keakraban pimpinan hingga jajaran dari kedua institusi tersebut.

Pada Jumat 3 Februari 2023 malam, Polri dan TNI kompak menggelar pentas kulit bersama dengan lakon "Wahyu Makutharama". Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono juga terlibat ikut bermain wayang orang dengan lakon "Pandawa Boyong" di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, pada Minggu 15 Januari 2023 lalu.

Baca Juga: Ditlantas Polda Jateng Kembangkan ETLE Drone, Mulai Uji Coba di 35 Polres Kota dan Kabupaten

Dalam pentas wayang kulit dengan lakon "Wahyu Makutharama" itu, menampilkan empat dalang, yakni Ki Harso Widisantoto, Ki MPP Bayu Aji Pamungkas, Ki Dr. H. Yanto, SH, MH, dan Ki Sri Kuncoro.

 

Dilansir Kilsemarang.com dari Korlantas.polri.go.id, Sabtu 4 Februari 2023, begini kisah dan makna filosofi wayang kulit dengan lakon Wahyu Makhutarama.

Dalam filosofi-filosofi Jawa maupun ilmu weton, frasa Wahyu Makhutarama merupakan frasa yang tidak asing dan kerap menjadi salah satu pembahasan. Wahyu Makhutarama sendiri merujuk pada wahyu ilahiah yang diturunkan bagi para pemimpin yang sedang berada di tengah berbagai permasalahan maupun problem. Wahyu ini turun dan menjadi petunjuk, bekal, maupun bentuk lainnya yang menuntun pemimpin dalam merumuskan langkah yang tepat dalam menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapi. Wahyu ini juga dikenal dengan nama Hasta Brata dalam agama hindu.

Dalam konteks perwayangan, Wahyu Makhutarama juga menjadi salah satu pembahasan ikonik yang melibatkan berbagai tokoh-tokoh besar pewayangan, khususnya Arjuna. Cerita tentang Wahyu Makhutarama bermula pada titah Duryudana di Astina, yang merupakan guru Pandawa dan Kurawa, yang mengutus Adipati Karna, Pandawa dan Kurawa pergi ke Gunung Kutharungu. Gunung tersebut merupakan tempat pertapaan Swelagiri.

Perintah ini dikeluarkan Duryudana karena ia mendapat wangsit dalam mimpinya bahwa barang siapa yang bisa memiliki Makuta Sri Batararama, maka ia akan menjadi sakti, dan akan menurunkan raja-raja Tanah Jawa. Adipati Karna yang dikenal taat pun pergi menjalankan tugasnya ke Kutharungu.

Baca Juga: UNDANGAN KJSS KOPSAN Sabtu 18 Februari 2023 untuk Anggota Kontak Jodoh Semarang dan Sekitarnya, Yarwe-Yarwe

Di Kutharungu ia bertemu dengan Hanoman. Diketahui Hanoman mendapat tugas dari Panembahan Kesawasidi untuk menjaga keamanan. Sebab, Panembahan Kesawasidi sendiri sedang bertapa di tempat tersebut.

Karna sempat mengungkapkan maksud kedatangannya kepada Hanoman. Namun, Hanoman yang berpegang teguh pada tugasnya menjaga tempat tersebut tak membiarkan Karna lewat. Sama-sama memiliki kemauan yang keras, keduanya pun bertarung. Karna pun mengeluarkan pusaka Panah Kunta Wijayandanu untuk menghadapi Hanoman yang memang dikenal sakti mandraguna.

Halaman:

Editor: Arby Yan

Sumber: korlantas.polri.go.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X